perjalanan


Assalamu’alaikum..

Lebaran tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini kami berlebaran di KBRI, di Makati, Philippines. 30 September, berangkat dari Angeles, jam 4 pagi (brrrrrrrrr.. masih dingin), naik bis menuju Victory Liner terminal di Pasay. Lalu naik taxi ke KBRI. Kira-kira jam 6.15 pagi kami telah tiba di KBRI. Sayang sekali KBRI masih ditutup, karena memang masih dipersiapkan tempat sholatnya. Maklumlah, Lebaran kali ini tidak seperti perkiraan sebelumnya. Lebaran tahun ini maju sehari, sehingga persiapan yang sebenarnya untuk tanggal 1 Oktober, diajukan jadi 30 September. Namun Alhamdulillah, semuanya akhirnya beres, jam 6.30an kami sudah bisa masuk.

Jam 7.30 sholat dimulai, imamnya, saya kurang tahu namanya, tapi kalau khotbah, diisi oleh Pak Munir. Khotbah kali ini berbahasa Inggris. Tidak seperti khotbah di Florida, yang disampaikan dalam bahasa Tagalog. Ya, Alhamdulillah, masih ada yang nyantol-lah.

Kami bertemu dengan teman-teman mahasiswa di Manila. tapi sayangnya Mahsiswa Los Banos ngga tampak kali ini, mungkin mereka mengadakan sholat di sana.

Setelah sholat, kami salam-salaman. Dan setelah itu, menuju ruang Nusantara, untuk minum dan makan snack. Alhamdulillah, teh hangat dan kue mirip talam ubi sebagai pengganjal perut yang dari pagi memang belum terisi.

Setelah itu, dilanjutkan serbu kondo. Di kondominium, tinggal beberapa homestaf KBRI. Mereka memang siap untuk dikunjungi. Alhamdulillah, ada lontong opor, sambal goreng daging, bahkan ada juga bakso, siomay. Bahkan ada juga emping. Makanan khas Indonesia, yang tidak pernah kami jumpai di Phil selama ini. Alhamdulillah.. serasa benar-benar lebaran. Bagi Mahasiswa perantau seperti kami, ini saat yang indah, makan masakan Indonesia asli.. oh iya, ada ibu yang menyiapkan sambel goreng daging diampur petai. Walaupun bukan penggemar petai, namun memang ada rasa khas dari petai yang tercium di sambel goreng dagingnya, sehingga tambah mak nyusssss.

Setelah itu, kami pamitan… lalu foto-foto sebentar, kemudian… pulang.

Ok, itulah sekelumit pengalaman berlebaran di negara orang.

semoga bermanfaat.

Puasa di negeri orang, InsyaAllah saya alami untuk yang kedua kalinya. Tahun ini tahun kedua ku di Philippines. Negara tetangga, dengan mayoritas penduduknya non muslim.

Banyak dari mereka yang tidak tahu mana Indonesia. Berita tentang Indonesia, memang jarang terdengar di sini. Dan sepertinya pelajaran tentang Geografi tidak seperti yang kita dapat saat SD dulu. Beruntunglah kita yang mendapatkan pendidikan Geografi, sehingga bisa tau dan mengimajinasikan letak satu negara dengan negara lainnya, walaupun kita belum pernah ke sana. Dengan harapan, suatu saat kita bisa ke beberapa negara yang kita gambar dulu.

Philippines, negara yang terletak di Utara Indonesia, Mayoritas penduduknya Katolik Roma, agama resmi negara. Disamping Katolik Roma, ada ratusan branch Kristen atau Katolik. Semula saya mengira, Iglesia ni Cristo, Adventis, Roma, Kristen, dll hanyalah sebuah perbedaan nama gereja saja,sehingga setiap umat Kristen bisa melakukan ibadah di setiap Gereja. Seperti muslim, yang masuk ke masjid, di manapun berada. Tetapi ternyata tidak. Orang Ni Cristo akan masuk ke gereja Ni cristo, orang Adventis, ya ke adventis, dsb. Intinya, mereka masuk ke gereja sesuai aliran masing-masing. Dan, menurut beberapa teman, termasuk ajaran ketuhanan mereka pun berbeda.

Kembali ke Ramadhan yang akan datang beberapa hari lagi. Puasa di Phil, terutama di kota tempat saya tinggal sekarang, berbeda dengan kalau kita di Indonesia. Tidak ada yang suara kentongan yang membangunkan kita sahur, tidak ada tanda imsak, tidak ada sirine buka puasa.. suasana tidak berubah, tetap saja, seperti biasanya.

Bangun sendiri, masak sendiri, kalau kesiangan, ya… ngga sahur. Waktu buka… biasa aja, ngga ada kolak yang istimewa. Dan, kurma.. kalau ngga ada pembagian dari Brother atau sister, kita sulit dapat kurma. Ngga seperti di Indonesia.

Di luar kos, warung buka seperti biasanya, tidak seperti do Indonesia, yang kalaupun buka, biasanya hanya setengah pintu saja. Para pramunikmat, tetap saja menjajakan dagangannya, ngga ada rasia atau tutup sementara di bulan puasa.

Teman-teman sering bertanya, tentang puasa. Banyak yang tidak mereka ketahui tentang puasa. Banyak dari mereka yang mengira, kita melakukan puasa selama sebulan penuh… tanpa makan. Hanya sedikit yang sudah tau. Dan mereka juga ngga bisa membayangkan kalau kita puasa, dari mana tenaga? Mereka kira, kita akan lemes karenanya.

Ya.. itulah puasa di negeri orang, semoga kita bisa menjalankannya dengan baik, ya…Semoga kita bisa benar-benar suci, setelahnya. Dan semoga kita tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Selamat berpuasa..

Angkutan umum di Philippines, Alhamdulillah, ngga terlalu jadi masalah. Di sini tersedia buanyak sekali angkutan, dari yang ojek sepeda, sampai bis besar.

Untuk angkutan di dalam kota, ada angkot yang disebut dengan ‘jeepney’ (baca: Jipni). Jeepney, adalah ankutan umum yang popular di sini, bentuknya seperti jeep, mengingatkan kita pada opelet-nya si Doel. namun agak besar, dan bisa menampung sekitar 20 orang.. wow.. banyak juga ya?. Dan, tidak ada penumpang yang dipaksa duduk di tengah, semuanya harus duduk dengan tertib di kursi, walaupun itu mepet sekali, kadang ngga bisa gerak.

Untuk angkutan di dalam kampung, tersedia tricycle (kami biasa menyabutnya dengan trais). Mirip dengan becak motor di Sumatra. sebnarnya tryce adalah motor cowok yang dimodifikasi dengan penambahan tempat duduk untuk penumpang di sebelah kanannya. trice ini bisa menmpung 2 orang penumpang di samping, ditambah 1 penumpang di belakang pengendara trice.

Ada sau lagi, namanya pedicap. Pedicap ini adalah angkutan dari sepeda, mirip dengan BMX, yang dimodifikasi dengan tampahan tempat duduk di samping juga. Pedicap ini bisa mengangkut 3 orang.

Semua angkutan tersedia selama 24 jam. sehingga tidak perlu khawatir jika pulang kemalaman, masih ada angkutan. Dan juga, para pengendara andkutan umum di sini begitu menghargai penumpang. Mereka tidak akan jalan sampai penumpangnya duduk dengan baik, jika penumpang itu naik, atau jika penumpang turun, pengeudi tidak akan menjalankan penumpangnya jika penumpang belum turun dengan baik.

Dan satu lagi, tidak ada rebutan penumpang ataupun kebut-kebutan di jalan. Sehingga, penumpang bisa memilih agkutan yang diinginkan, nyaman dan ngga senam jantung.

Untuk Bis angkutan besar, ada aturan, discon untuk yang masih berstatus sebagai mahasiswa, atau senior resident (usila), lumayan juga diskon yang diberikan, bisa untuk naik jeepney  PP.Alhamdulillah.. rejeki mahasiswa.

semoga saja.. angkutan kita di negara tercinta akan lebih tertib, dan aman serta nyaman ya…

Alhamdulillah..

Hari ini kami kembali mengadakan perjalanan ke Manila, untuk mengurus student visa. Kami berangkat jam 5.15 pagi dari kota kami tempat tinggal kami. Tiba di kota manila, tepatnya di dekat kantor imigrasi, pukul 7.15 pagi… Berhubung kantor tujuan kami masih belum buka, kami sarapan dulu di Jolli Bee (warung fast food, semacam Mc Donald dan KFC-nya USA). Seperti biasa, kami pesan paket C1 yang terdiri atas nasi, ayam goreng, saus dan soft drink.

Saat kami masuk, kami merasa sudah diperhatikan orang, dan terus memperhatikan kami sampai kami mengambil tempat duduk. Dan ternyata setelah kami duduk, dia menghampiri kami. Dia mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi saus yang ada bersama paket makan pagi tersebut, karena kemungkinan mengandung babi. Alhamdulillah.. kami diingatkan. kami berterima kasih atas kebaikan Bapak tersebut mengingatkan kami. Ternyata dia juga seorang muslim dari Mindanau. daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, di Philipina Selatan.

Setelah kami selesai makan, kami segera ke kantor imigrasi. Di sini, kami menunggu kira-kira 15 menit, sampai pelayanan dimulai. Mulailah proses pengumpulan berkas. Fotocopy ijazah, SKKB, Transkrip nilai, dll yang sudah dipita merah di kedubes Philipina di Indonesia dikumpulkan. Setelah itu, diberi kertas kuning berisi catatan agar kami embali pukul 9.20… pikir kami supaya tidak terlalu lama menunggu, kami bayar dulu.. eh ternyata tidak demikian, kemudian, kami mencoba untuk mencariinformasi. Dan.. Alhamdulillah, kembali ada pegawai kantor yang melihat saya kebingungan menghampiri, dan dia bertanya masalah kami. Setelah mennceritakan masalah kami, dia memberikan penjelasan. Dan… ternyata, dia adalah seorang muslim lagi, dari Mindanau. kira-kira 1 jam perjalanan dari Cagayan de Oro. Dia mengundang kami untuk mengunjungi brothers and sisters di sana. Saat menceritakan bahwa kami berasal dari Angeles, dia mengatakan bahwa di sini ada 2 masjid… di mana ya? kami  malah belum tahu. Mmmm mungkin kami harus bertanya dan menjelajah lebih dalam kota kami ini.

Mengapa mereka berdua segera menyapa kami dan mengenali kami? Kemungkinan karena kami berdua menggunakan jilbab, sehingga segera dikenali sebagai seorang muslim. Jika kami tidak menggunakan jilbab, mungkin  mereka tidak akan mengetahui jika kami adalah muslim, sehingga kami dibiarkan makan makanan haram, dan mungkin juga kami tidak segera dibantu saat mengalami kebingungan di imigrasi.

Identitas walau sekecil apapun, sangat penting.identitas yang paling kecil, dari DNA kita. setiap manusia memiliki DNA yang berbeda, namun dari sana dapat dikenali hubungan antar manusia. Yang lainnya, sidik jari, setiap jari kita memiliki garis yang berbeda, cuma kadang-kadang masih ada kesamaan antar anak kembar. Kemudian wajah, wajah kita berbeda-beda, tetapi… banyak juga yang mirip dengan yang lain.. apalagi anak kembar. Kadang sepupu, bahkan yang bukan orang tidak berhubungan darah saja mirip. Bahkan pernah kejadian, polisi salah tangkap gara-gara wajah yang mirip.

Kalau kita pergi ke benua lain, maka kita akan sangat dikenali, karena ciri khas yang ada pada diri kita. Melancong antar benua, orang Eropa ke Asia,orang Asia ke Australia, Orang Indonesia ke Cina, ke Jepang dll, akan sangat terlihat perbedaannya. Orang Asia yang relatif pendek dibandingkan dengan orang Eropa dan Amerika, kulit yang coklat, mata yang lebar, dan sebagainya… Itulah identitas kita.

Identitas diri, walaupun sangat kecil akan sangat diperlukan, terutama saat kita berada di tempat asing, tempat yang kita menjadi orang minoritas. Dengan identitas kita, kita bisa menemukan orang dengan identitas atau ciri khas yang sama.

Kata Allah SWT, Dia menciptakan manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suku, berbeda bahasa, agar kita saling mengenal, dan menjadi rahmat. Subhanallah…

Ingat cerita Andrea Hirata di Edensornya, saat dia dan Arai ada di Rumania, ternyata dia bertemu dengan orang Pekalongan yang merantau di sana sejak tahun 60an.

Ya.. mari kita menjaga identitas diri kita, dan kita menjaga identitas kita dengan baik, sehingga kita tidak mempermalukan diri kita dan orang-orang yang memiliki identitas yang sama.

Perjalanan memang kadang tidak selalu direncanakan. Ini kami alami saat mengurus perpanjangan student visa. Kami berangkat dari tempat kost teman kami sekitar jam 7.30 pagi. kemudian naik jeepney menuju kantor biro karantina. Di sini teman kami yang baru akan mengajukan student visa diperiksa. Kemudian, saya sendiri menuju kantor imigrasi. Karena datang pagi, maka antrian masih pendek. Saya sendiri kira-kira ada di urutan ke lima. Alhamdulillah, semua urusan selesai sebelum makan siang.

Lalu kami melanjutkan peralanan ke Jolli Bee, salah satu restoran frenchaise, mirip McD dan KFC, tapi asli dari Philippines. Di sini kami makan siang.

Perjalanan dilanjutkan lagi. Semula ingin mampir ke pusat pertokoan di kota Manila, namun karena sudah lelah, akhirnya kami memutuskan untuk naik Ferry, Manila Ferry, yang routenya melalui istana Malacanang, membelah kota manila, di sungai Pasig (Pasig River) . Setelh menunggu beberapa saat, dan berfoto-foto, kami naik kapal Ferry.

Lumayan nyaman. Ternyata kapal ini bukan hanya untuk turis belaka, namun penduduk juga menggunakan sebagai alat angkutan alternatif. dengan membayar sekitar PhP 30, akhirnya naiklah kami ke kapal Ferry ke PUP. asyik juga. Di perjalanan, kami singgah di beberapa dermaga, untuk mengangkut penumpang yang lainnya.

Setelah tiba di dermaga PUP, kami turun, melalui jalan yang disediakan untuk penumpang selain mahasiswa PUP. Untuk kembali ke jalan raya, kami harus berjalan kira-kira 3 km. kami tidak menyangka sebelumnya, d perjalanan ini, kami melewati sisi lain kota Manila, kekumuhannya, keruwetannya.

Kami melalui rel kereta api juga. ada satu alat transportasi di sini, Trnyata karena tidak digunakan untuk perlintasan kereta api, sekarang digunakan untuk angkutan yang menempuh perjalanan cukup jauh juga, ke seberang, ke tempat yang lebih dekat stsiun LRT. Tapi kami tidak tahu itu sebelumnya, jadi tetap jalan kaki.

Setelah berjalan lebih kurang 3 km lagi, tibalah kami di stasiun LRT line 2. menuju stasiun yang dekat dengan Avenida. Dengan cukup kelelahan namun tidak boleh makan dan minum di stasiun LRT, sampailah kami di Terminal Bis Philippine Rabbt. yang akan membawa kami ke Angeles City…

Itulah sekelumit perjalanan kami, yang cukup melelahkan dan membuat kami masuk angin setelahnya…:)

 

 

 

 

Alhamdulillah, saya dan teman-teman mendapatkan kesempatan untuk main permainan yang kata orang mahal. Sebelumnya memang tidak ada bayangan sama sekali saya bisa dan akan masuk ke lapangan golf.

Adalah seorang teman, Sis Syarifah namanya. Beliau teman kami di Philipines ini. Dia mengajak kami main golf. Pertama kali main golf, rasanya canggung juga. Ada rasa ragu untuk memukul bola dengan stik.

Ternyata semudah yang dilihat. Untuk bisa memukul bola agar bola terlempar jauh, ada tekniknya. DAn teknik ini yang harus selalu kami ingat. Sis syarigah selalu mengingatkan kami.. ” Bent your knee, bent your body, stight your left hand but strong and relax, relax your right hand, see your ball”. Jadi kuncinya adalah lutut yang selalu ditekuk, badan yang membungkuk,  tangan kiri yang lurus dan tangan kanan yang relax, serta mata yang menuju ke bola.

Saat akan memukul bola, tangan kiri maish tetap lurus, dengan kaki kiri tidak boleh di angkat, masih tetap ditekuk. Stik diarahkan 90 derajad ke belakang, dan ayunkan badan searah pundak. Kemudian pukul bola, dan akhirnya badan mengikuti arah putaran.

Sensasi suara pukulan yang tepat akan berbeda dengan pukulan yang kurang sempurna,”Bet dan bezz”. Bola pun akan lain gerakannya. Pukulan yang benar akan melambungkan bola, dan jauh.

Stik golf juga macam2, berbagai ukuran, ada yang ringan, ada yang ringan sekali. Ada yang digunakan untuk memukul pertama kali, atau yang digunakan di rerumputan, di pasir, atau di tempat landai, untuk memasukkan bola. Stik  driver digunakan pertama kali, kemudian untuk yang di rerumputan, bisa menggunakan ukuran yang lain,3,4,5,6,7,8,9,10. Stik S, digunakan saat mengeluarkan bola dari pasir. Kemudian saat bola sudah mendekati daerah hole, digunakan stik no 11, kemudian untuk memasukkan bola ke lubang, digunakan stik P.

Teknik yang digunakan pun beda, saat memasukkan bola di daerah Hole kaki ditekuk, namun saat memukul bola, badan diputar, sambil meluruskan kanya kaki kiri. lalu untuk memasukkan bola, kita lihat dulu arah lubang yang akan dimasuki, setelah lurus dan yakin, kita masukkan bola, menggunakan stik P (pitch). Gunakan kekuatan secukupnya. kita mengira-ira sendiri kekuatan yang diperlukan. Kalau salah perkiraan, bola tidak akan masuk lubang, tetapi kebablasen, atau tidak mencapai sasaran.

Nah… itu pengalaman kami main golf. Thanks, syukron, Jazakillah khair untuk sis Syarifah, yang dengan sabar mengajari kami, meminjami kami stik golfnya. Juga Kang uGi Guisado dan Hisyam Bulalo. semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan balasan yang melimpah.