Alhamdulillah..

Hari ini kami kembali mengadakan perjalanan ke Manila, untuk mengurus student visa. Kami berangkat jam 5.15 pagi dari kota kami tempat tinggal kami. Tiba di kota manila, tepatnya di dekat kantor imigrasi, pukul 7.15 pagi… Berhubung kantor tujuan kami masih belum buka, kami sarapan dulu di Jolli Bee (warung fast food, semacam Mc Donald dan KFC-nya USA). Seperti biasa, kami pesan paket C1 yang terdiri atas nasi, ayam goreng, saus dan soft drink.

Saat kami masuk, kami merasa sudah diperhatikan orang, dan terus memperhatikan kami sampai kami mengambil tempat duduk. Dan ternyata setelah kami duduk, dia menghampiri kami. Dia mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi saus yang ada bersama paket makan pagi tersebut, karena kemungkinan mengandung babi. Alhamdulillah.. kami diingatkan. kami berterima kasih atas kebaikan Bapak tersebut mengingatkan kami. Ternyata dia juga seorang muslim dari Mindanau. daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, di Philipina Selatan.

Setelah kami selesai makan, kami segera ke kantor imigrasi. Di sini, kami menunggu kira-kira 15 menit, sampai pelayanan dimulai. Mulailah proses pengumpulan berkas. Fotocopy ijazah, SKKB, Transkrip nilai, dll yang sudah dipita merah di kedubes Philipina di Indonesia dikumpulkan. Setelah itu, diberi kertas kuning berisi catatan agar kami embali pukul 9.20… pikir kami supaya tidak terlalu lama menunggu, kami bayar dulu.. eh ternyata tidak demikian, kemudian, kami mencoba untuk mencariinformasi. Dan.. Alhamdulillah, kembali ada pegawai kantor yang melihat saya kebingungan menghampiri, dan dia bertanya masalah kami. Setelah mennceritakan masalah kami, dia memberikan penjelasan. Dan… ternyata, dia adalah seorang muslim lagi, dari Mindanau. kira-kira 1 jam perjalanan dari Cagayan de Oro. Dia mengundang kami untuk mengunjungi brothers and sisters di sana. Saat menceritakan bahwa kami berasal dari Angeles, dia mengatakan bahwa di sini ada 2 masjid… di mana ya? kami  malah belum tahu. Mmmm mungkin kami harus bertanya dan menjelajah lebih dalam kota kami ini.

Mengapa mereka berdua segera menyapa kami dan mengenali kami? Kemungkinan karena kami berdua menggunakan jilbab, sehingga segera dikenali sebagai seorang muslim. Jika kami tidak menggunakan jilbab, mungkin  mereka tidak akan mengetahui jika kami adalah muslim, sehingga kami dibiarkan makan makanan haram, dan mungkin juga kami tidak segera dibantu saat mengalami kebingungan di imigrasi.

Identitas walau sekecil apapun, sangat penting.identitas yang paling kecil, dari DNA kita. setiap manusia memiliki DNA yang berbeda, namun dari sana dapat dikenali hubungan antar manusia. Yang lainnya, sidik jari, setiap jari kita memiliki garis yang berbeda, cuma kadang-kadang masih ada kesamaan antar anak kembar. Kemudian wajah, wajah kita berbeda-beda, tetapi… banyak juga yang mirip dengan yang lain.. apalagi anak kembar. Kadang sepupu, bahkan yang bukan orang tidak berhubungan darah saja mirip. Bahkan pernah kejadian, polisi salah tangkap gara-gara wajah yang mirip.

Kalau kita pergi ke benua lain, maka kita akan sangat dikenali, karena ciri khas yang ada pada diri kita. Melancong antar benua, orang Eropa ke Asia,orang Asia ke Australia, Orang Indonesia ke Cina, ke Jepang dll, akan sangat terlihat perbedaannya. Orang Asia yang relatif pendek dibandingkan dengan orang Eropa dan Amerika, kulit yang coklat, mata yang lebar, dan sebagainya… Itulah identitas kita.

Identitas diri, walaupun sangat kecil akan sangat diperlukan, terutama saat kita berada di tempat asing, tempat yang kita menjadi orang minoritas. Dengan identitas kita, kita bisa menemukan orang dengan identitas atau ciri khas yang sama.

Kata Allah SWT, Dia menciptakan manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suku, berbeda bahasa, agar kita saling mengenal, dan menjadi rahmat. Subhanallah…

Ingat cerita Andrea Hirata di Edensornya, saat dia dan Arai ada di Rumania, ternyata dia bertemu dengan orang Pekalongan yang merantau di sana sejak tahun 60an.

Ya.. mari kita menjaga identitas diri kita, dan kita menjaga identitas kita dengan baik, sehingga kita tidak mempermalukan diri kita dan orang-orang yang memiliki identitas yang sama.